Pentingnya Peran Pangan Fungsional bagi Ibu Hamil dan Balita

May 9, 2020

Prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah di Indonesia berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar sedikit mengalami penurunan dari 11,1% tahun 2010 menjadi 10,2% tahun 2013 dengan sebaran yang cukup bervariasi pada masing-masing kabupaten (Riskesdas 2013). Hasil Riskesdas tahun 2013 melaporkan bahwa prevalensi gizi kurang di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 sebesar 0,9%. Pada tahun 2007 sampai 2010 persentase gizi kurang tetap sebesar 13,0%, kemudian naik 0,9% pada tahun 2013 menjadi 13,9%. Hasil Riskesdas tahun 2010 menjelaskan bahwa 24,4% balita umur 1-3 tahun mengonsumsi makanan di bawah angka kecukupan gizi (AKG). BBLR dan balita kurang gizi erat kaitannya dengan pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi yang harus dikonsumsi selama hamil. Bidan merupakan orang-orang yang dapat mengedukasi dan meningkatkan pengetahuan nutrisi ibu hamil terutama yang tinggal di daerah pedesaan. Mengingat peran para bidan yang sangat penting sebagai sumber didengar oleh ibu ibu hamil yang berada di pedesaaan, maka pengetahuan tentang pangan fungsional tersebut sangatlah esensial.

Dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang pangan fungsional pada mahasiswa kebidanan, Dr. Mega Safithri memberikan ceramah dan pembelajaran aktif terkait pangan fungsional kepada mahasiswa akademi kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bogor Husada.  Program ini menghasilkan peningkatan pengetahuan mahasiswa akbid tentang peran pangan fungsional bagi ibu hamil dan balita. Hal ini terlihat dari hasil post test yang lebih baik dibandingkan dengan pre test. Selain itu, mahasiswa akbid juga mendapat pengetahuan bagaimana cara mencari informasi ilmiah yang benar dan valid terkait jurnal-jurnal hasil penelitian nutrisi dan pangan fungsional. Dengan demikian, hal ini akan melatih mahasiswa calon bidan ini untuk terus mencari informasi yang valid dan benar yang dapat digunakan untuk mengedukasi masyarkat terutama ibu hamil dan menyusui serta balita.

Dr. Mega Safithri bersama mahasiswa akademi kebidanan STIKES Bogor Husada